Banjir Rob Terendam 6 Desa di Parigi Moutong Sulteng Ratusan Warga Terkena Dampak

Bencana alam yang terjadi di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, menjadi sorotan perhatian publik baru-baru ini. Sekitar enam desa mengalami dampak signifikan akibat banjir rob yang disebabkan oleh tingginya permukaan air laut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan bahwa kejadian ini adalah bagian dari siklus berulang dengan beberapa desa teridentifikasi mengalami kerugian. Dalam upaya penanganan, BPBD telah melakukan langkah-langkah untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.

Keenam desa yang terdampak banjir rob tersebut tersebar di tiga kecamatan. Desa Labuan, Desa Moutong Timur, dan Desa Moutong Barat adalah beberapa di antaranya yang paling parah terdampak.

Selain itu, Desa Tingulang dan Desa Tomini Barat Kecamatan Tomini, serta Desa Palasa Tengah juga mengalami kerusakan. Kerugian yang dialami oleh masyarakat cukup signifikan, sehingga perlu perhatian dan penanganan serius dari pihak pemerintah dan masyarakat setempat.

Dampak Banjir Rob pada Masyarakat dan Infrastruktur

Berdasarkan informasi terbaru, sebanyak 116 Kepala Keluarga (KK) yang setara dengan 379 jiwa terdampak di Desa Labuan. Di Desa Moutong Timur, satu unit rumah mengalami kerusakan berat, sementara dua rumah lainnya hanya mengalami kerusakan ringan.

Di Kecamatan Moutong, tidak ditemukan warga yang meninggal dunia sementara fasilitas umum juga tetap utuh. Hal ini menunjukkan bahwa upaya mitigasi bencana yang dilakukan sejauh ini cukup efektif.

Dari laporan yang diterima, Dusun 1 Desa Tingkulang mencatat 17 KK dengan total 59 orang terdampak, dua di antaranya telah harus mengungsi ke rumah kerabat. Ini menunjukkan bahwa dampak bencana ini tidak hanya pada material, tetapi juga mempengaruhi kondisi psikologis masyarakat.

Di Dusun 1 Desa Tomini Barat, 11 KK dengan jumlah jiwa 32 orang mengalami dampak, dan 25 rumah rusak ringan. Ini menambah daftar panjang kerugian material yang harus ditanggung oleh masyarakat setempat.

Peningkatan Permukaan Air Laut dan Dampaknya

Salah satu penyebab utama banjir rob adalah cuaca ekstrem yang berdampak pada peningkatan permukaan air laut. Hal ini menjadi perhatian serius bagi para ahli dan pemerintah daerah, karena fenomena tersebut dapat terus berlanjut, terutama jika keadaan cuaca tidak kunjung membaik.

Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh BPBD, warga di pesisir harus tetap waspada dan siaga terhadap kemungkinan terjadinya banjir rob lebih lanjut. Penting bagi masyarakat untuk memahami peringatan dini yang diberikan agar bisa bertindak cepat jika terjadi genangan yang semakin tinggi.

Saat ini, BPBD masih melakukan pemantauan rutin terhadap perkembangan situasi pasca bencana. Meskipun belum ada laporan mengenai bantuan logistik yang disalurkan, mereka telah melakukan tindakan preventif sebelumnya untuk masyarakat yang berpotensi terdampak akibat bencana serupa pada bulan November.

Proses pemantauan dan penanganan ini melibatkan kerjasama antara pemerintah daerah dan masyarakat, yang diharapkan mampu mengurangi risiko bencana di masa mendatang. Kesadaran masyarakat juga menjadi faktor penting dalam menghadapi situasi darurat.

Langkah Mitigasi dan Kesadaran Masyarakat dalam Menghadapi Bencana

Pemerintah daerah melalui BPBD terus memperkuat langkah mitigasi dengan menyampaikan informasi dan edukasi mengenai risiko bencana. Melibatkan masyarakat dalam upaya mitigasi adalah langkah strategis yang diperlukan untuk membangun ketahanan.

Warga di sekitar diimbau untuk selalu siap menghadapi kemungkinan terburuk, termasuk mencari tempat yang lebih tinggi sebagai langkah perlindungan. Kesadaran akan pentingnya melakukan evakuasi diri menuju lokasi yang aman saat bencana datang menjadi kunci selamat.

Pentingnya melakukan simulasi atau pelatihan evakuasi bencana juga perlu diterapkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons masyarakat ketika bencana terjadi. Pendidikan sewaktu-waktu diperlukan agar mereka dapat bertindak cepat dan tepat.

Selain pelatihan, kolaborasi dengan pihak terkait juga perlu diperkuat, baik dari instansi pemerintah maupun organisasi non-pemerintah dalam menyediakan infrastruktur yang mendukung saat terjadinya bencana. Bersama-sama, semua elemen masyarakat harus bergerak untuk mengatasi masalah ini.

Related posts